Sekalipun sebagian besar masyarakat merasa resisten dan sedikit underestimate terhadap partai politik, tetapi tetap membuat derajad suhu berpolitik memanas belakangan ini. Betapa tidak, karena faktor-faktor pemicunya mulai disulut.
Spanduk-spanduk, banner, baliho dan semacamnya sudah sebegitu banyaknya mengarahkan keterlibatan publik. Biasalah, parpol-parpol kita yang memang dikenal sentralistik, kurang terkonsolidasi dan hanya mau kerja dan heboh ketika akan menyelenggarakan pemilu saat ini secara drastis membetulkan profil, mensosialisasikan format perjuangan, demi untuk mendapatkan citra positif dan untuk mendapatkan bakal caleg.
Tentu dengan minimnya komunikasi politik yang dijalin bagi parpol-parpol baru (apalagi) atau yang selama ini stagnan lebih sulitlah menghasilkan hasil yang diharapkan.
Berbanding lurus dengan hal tersebut para anggota legislatif di daerah yang tahun kemarin bisa naik dengan kendaraan partai politik tertentu, tetapi sekarang parpolnya kolaps atau karena tidak lolos seleksi untuk lanjut ke pemilu, juga sudah mulai ambil ancang-ancang untuk memilah dan memilih apa kendaraan politiknya. Come back, back to basic, atau apalah tergantung pesanan dan kesepakatan antar penggunanya tentunya (bagi mereka para pelaku politik yang sedang eksis di dewan saat ini), senyampang banyak parpol yang butuh anggota berjam terbang serta mau berunding soal kesepakatan 'tertentu'. Riskan memang, tetapi bagi pendapat kebanyakan juga bisa terlontar soal hebatnya pelaku politik yang bisa 'lompat' sana sini, apalagi kalau melompatnya bisa langsung jadi ketua parpol barunya.
Disinilah tantangan parpol untuk bisa dikatakan sebagai parpol yang pumya komitmen dan integritas, agar melakukan usaha yang sistematis, terkontrol, konsisten pada idiologinya untuk memanage anggota partainya lebih pada orang-orang yang punya kwalifikasi, tidak terjebak pada hal-hal yang sempit dan pragmatis serta tidak berprilaku korup, punya komitmen kejuangan dan kebangsaan yang teringrasi dan kuat, punya sistem verifikasi keanggotaan yang jelas, punya sistem managemen control individu yang bertrack record buruk atau baik.
Idealnya, individu yang baik layak diharapkan dalam suatu parpol agar menjadi partner yang akan menulari aura dan energi positif terhadap semua orang dalam komunitasnya.
Apapun, dengan punya kwalifikasi seperti hal-hal tersebut, jelas tercermin kecintaan, kepatuhan, pengorbanan demi untuk kemaslahatan umat seperti yang didengungkan sebagai muara akhir partai politik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar