Mandiriyes


peluang bisnis online jangka pendek dan jangka panjang

Rabu, 30 Januari 2013

Rasuna Said


Pada jamannya, sudah tentu belum dikenal 'akselerasi' atau sistem sekolah yang bisa menempuh lebih cepat dari yang seharusnya (yang biasanya khusus untuk pelajar2 cerdas). Tetapi 'Singa Podium dari Maninjau' ini sepanjang masa pendidikannya selalu menabrak waktu tempuh standard. Sejak mulai 'Sekolah Desa' yang ditempuh 5 th; 'Sekolah Diniyah' yang karena prestasinya akhirnya diharuskan mengajar klas yang lebih rendah, padahal sekolah ini dikenal keras dalam mendidik siswa agar terbiasa bekerja keras dan mampu menjadi pendidik dan mumpuni berorganisasi yang meliputi cara memimpin, menyelenggarakan rapat, berpidato, berdebat, berdiskusi. Sehingga diharapkan menjadi pemimpin masyarakat yang sarat dengan bobot ilmiah; di 'Sekolah Thawalib'-nya H. Udin Rahmani (tokoh golongan muda nasionalis dan radikal) juga ditempuh separo dari waktu tempuh standard karena kecerdasannya.

Bukan itu saja input pendidikannya. Dia juga mendapat 'tambahan pelajaran diluar yang formal' Secara provat dari 'pemimpin kaum muda' yang ingin memurnikan ajaran islam sesuai sumbernya Al-Quran dan Hadis (H. Karim Amrullah/ayah Prof. Dr. Hamka). Juga dari 'pemimpin golongan tua' yang masih mempercayai tahyul dan pasrah terhadap penjajahan sebagai takdir dari Tuhan.

Apapun, berbagai input positif dari pendidikan yang ditempuhnya menjadikan dia menjadi wanita yang tangguh dengan senangat juang yang tinggi. Aplikasi dari format ilmiahnya dituangkan dalam 'Sarikat Rakyat' yang lalu berubah menjadi 'PSII/Partai Sarikat Islam Indonesia', kemudian dalam PERMI (PErsatuan Muslim Indonesia).
Bung Karno dan Cokroaminoto adalh tokoh yang sangat memotivasi perkembangan ketrampilannya berorganisasi, tampak pada cara berpidatonya yang komunikatif dan menggetarkan, sehingga gadis muda dan cantik (18 th) itu tumbuh menjadi singa podium. Sikapnya yang konsisten nonkooperatif dan radikal makin matang setelah bermitra juang dengan ulama orator yang hebat (Abd Gaffar Ismail/ayah penyair Taufik Ismail) dalam misi pengembangan sayap PERMI dari Sumatera ke Jawa dan juga dengan Rasimah Ismail (adik Abd. Gaffar)

Dalam record perjuangannya, keluar masuk penjara adalah bagian kecil dari fase perjuangan. Ketika dalam keadaan terpukul karena dilumpuhkannya PERMI oleh Belanda yang akhirnya bubar (18 Okt 1937), dengan konsistensi yang sama terhadap azas perjuangannya dia masih sempat men'charge' semangatnya dalam 'Islamic College' (dipimpin Mukhtar Yahya) dengan penasihat Dr. Kusumah Atmaja (Jagung RI I). Tulisan-tulisannya yang tajam dan keras tetap mengakar dalam majalah sekolah disitu (Raja) yang dipimpinnya.
'konsep dan format' perjuangannya sedikit tampil berbeda ketika akhirnya hijrah ke Medan dan mendirikan mingguan 'Menara Putri' )yang menyuarakan perjuangan wanita dengan dasar islam).
Disitu Rasuna Said mengungkapkan semboyan perjuangan yang unik dan penuh keberanian 'Ini dadaku, mana dadamu'. Semboyan ini juga sangat disukai Bung Karno, sehingga sering dikutip dalam banyak pidatonya.

Dia kembali ke Padang ketika Belanda menyerah pada Jepang. Di Padang dia berusaha menyatukan para pemuda Sumatera Barat dengan mendirikan 'Pemuda Nippon Raya' sekaligus sebagai taktik menghadapi Jepang.
Ketika Jepang membentuk 'Heiho' dan 'Peta' di Jawa, Rasuna Said membentuk Lasykar Rakyat yang disebut 'Gyu Gun' (ini juga merupakan cikal bakal TNI sekarang). Kebesaran nama Rasuna Said sering kali menjadikan Jepang takut menangkapnya karena takut berekses terhadap demo dan protes rakyat yang mendukungnya.

Setelah Indonesia merdeka, dia menjadi anggota DPR, anggota DPA sampai ajal mejemputnya (2 November 1965) bersama penyakit kanker darah yang dideritanya.

Beginilah seharusnya, bahwa kecerdasan intelektual adalah untuk menjadikan kita sebagai sosok pemimpin masyarakat berbobot ilmiah yang mampu memilah interest kepentingan dengan benar dan tidak pragmatis serta berani mewujudkannya dalam bentuk keberanian dan tekad berjuang untuk kepentingan yang lebih besar yaitu bangsanya.

Semoga bisa memotivasi kita semua sebagai makhluk yang selalu berjuang.


Read More......

Selasa, 29 Januari 2013

Surat An Nissa'

Surat An Nissa' [4] ayat 59 :

Hai orang-orang beriman, taatlah kepada Allah, dan taatlah kepada Rasul (Nya), dan pemimpin pemerintahan diantara kamu, kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang segala sesuatu, maka kembalikan hal tersebut kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (Al Hadis), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian (akherat). Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

Read More......
Bersumber dari : http://www.abyfarhan.com/2013/01/cara-membuat-like-box-facebook-melayang_4.html#ixzz2PMSpJU00 Follow us: @aby_farhan on Twitter